Sunter, Jakarta – Kali ini tim100 mereview pelatihan kepemimpinan yang disampaikan Bapak Hindra Gunawan di hadapan puluhan manager dan leader di lingkungan PT Sinotif Internasional. Pak Hindra mengingatkan kita untuk sering – sering mencuci ‘gelas’ kita sendiri. OK luangkan waktu sejenak tuk membaca dengan secara seksama catatan tim100 hari ini ya. Selamat membaca
laugh

Dalam bahasan di sini digunakan istilah gelas untuk menggambarkan kapasitas kita sebagai seorang pribadi yang mampu menerima dan berbagi sesuatu. Seperti gelas, kita bisa saja menyimpan (menampung) semua ilmu yang kita pelajari. Kita juga bisa berbagi (menuangkan) ilmu yang kita kuasai sebelumnya. Laksana gelas, diri kita pun kadang kalanya ada kotorannya sehingga perlu dicuci (dibersihkan).

Nikmatnya meminum es kelapa muda

Bayangkan seperti ini, sungguh nikmat rasanya apabila di terik siang hari yang panas sekali kita meminum es kelapa muda (atau es degan). Lebih puas lagi apabila kita meminumnya dengan gelas yang super besar. Namun bayangkan apabila gelas yang Anda pakai tadi kotor kurang bersih atau bahkan banyak keraknya. Celakanya lagi bila keraknya tadi sampai membuat endapan di dasar gelas sehingga gelas tidak bisa menyajikan es kelapa sebanyak seperti biasanya.

 

Mengapa kita perlu mencuci ‘gelas’ sesering mungkin?

‘Gelas’ di sini menganalogikan wadah yang ada dalam diri kita. Jika wadah yang kita miliki bagus maka benda yang kita simpan tetap bagus dan saat dipakai tetap bagus (contoh di atas es kelapa diminum tetap enak). Tentunya setiap kali gelas kita kotor, kita perlu membersihkannya. Jangan menunggu lama baru dibersihkan. Khawatirnya kerak yang timbul nanti menumpuk maka akan susah membersihkannya.

 

Bagaimana caranya mencuci ‘gelas’ yang ada dalam diri kita?

Kalau mencuci gelas sangat mudah tentunya, kita tinggal ambil sabun lalu gosok kotoran yang ada pada gelas lalu tinggal dibasuh dengan air bersih dan dikeringkan dengan lap yang bersih. Bagaimana caranya mencuci ‘gelas’ yang ada dalam diri kita? Lakukanlah observasi diri. Kita harus berani menilai diri kita sendiri. Dalam dunia pekerjaan, kita harus berani mengukur sudah di angka berapa tugas – tugas pekerjaan sudah kita lakukan. Apakah tugas – tugas pekerjaan kita itu sudah kita lakukan di atas standar atau di bawah standar, kita harus berani mengukurnya.

 

Kita harus konsisten mengerjakan apa yang sudah diamanahkan pada kita. Kalau kita mengerjakan tugas kita secara setengah – setengah tentu kita tidak mau kan kita juga menerima gaji setengah – setengah pula. So, tugas itu adalah amanah yang dipercayakan sebuah perusahaan pada kita dan seyogyanya kita kerjakan secara sepenuh hati. Sobat100 yang sedang belajar di sekolah maupun perguruan tinggi juga begitu, lakukan dengan disiplin dan konsisten apa yang menjadi tugas dan tanggung jawab Anda sebagai pelajar. Karena imbasnya sangat jelas, jika Sobat100 mengrjakan tugas secara setengah – setengah pasti nilai yang Anda terima nanti juga setengah.

 

Apa saja yang perlu kita observasi?

Stanley N Herman menuliskan gagasannya yang berjudul TRW Systems Group, in Wendell L French and Cecil H Bell, Jr dan dimuat dalam Organisational Development: Behavioural Science Interventions for Organisational Improvement, 2nd Ed, p16 pada tahun 1978. Ibarat gunung es (iceberg) ada dua hal yang perlu kita observasi dalam diri kita, yaitu tampilan luar dan apa yang ada di dalam diri kita.

 

Tampilan luar sangat mudah kita memolesnya, kita hanya butuh cermin dan peralatan kosmetik. Sehingga saat kita gunakan tampilan kita menjadi cantik (bagi wanita) atau elegan (bagi pria). Akan tetapi, nilai – nilai yang ada dalam diri kita ini sangat diperlukan kejujuran terhadap diri kita sendiri. Kalau sebagai guru gambarannya seperti ini

  1. Skill guru
    1. Hard skill (penguasaan materi 100%)
    2. Soft skill (seni komunikasi, psikologi anak, parenting, pengendalian diri, teamwork)
  2. Value (sesuatu yang kita percaya sebagai hal yang penting bagi diri kita), value guru:
    1. Integritas
    2. Pelayanan
    3. Ketulusan
    4. Keteladanan
  3. Identity (visi pribadi tentang persepsi orang lain terhadap kita), identity guru: we are a reeducator
     
  4. Belief (sesuatu yang kita yakini benar atau salah)
    1. Seni mengubah manusia
    2. Mengajarkan ilmu yang bermanfaat
    3. Penjaga ilmu

 

Keahlian (skill) bisa kita pelajari dan kita asah terus – menerus agar mahir. Sementara nilai (value) yang ada dalam diri kita, hanya kita yang tahu. Benar menurut kita belum tentu benar menurut orang lain. Nilai sempurna menurut kita belum tentu juga bagus buat orang lain. Karena nilai dalam diri ini bisa bersifat subyektif, kadar nilai tiap orang bisa berbeda – beda.

 

Bagaimana dengan identity?

Kita harus jelas dengan profesi kita di sini. Identitas seorang guru tentunya berbeda dengan siswa. Atasan pun berbeda dengan bawahan. Akan tetapi, kita bisa melakukan pendekatan cross identity jika hendak menyelesaikan suatu permasalahan yang timbul. Misal, jika ada masalah dengan siswa kita, sejenak kita letakkan sebentar identitas kita sebagai guru untuk melakukan pendekatan secara persuasive dengan siswa yang bermasalah tadi. Kita gunakan dulu kaca mata sebagai seorang siswa untuk memahami permasalahan yang dihadapi siswa kita tersebut. Akan tetapi, dalam pengambilan keputusan tetap kita gunakan identitas kita sebagai guru, yaitu yang mendidik dan mengayomi siswanya.

Analogi di atas juga bisa dilakukan di dunia kerja. Saat ada masalah dengan bawahannya, seorang atasan tidak dibenarkan langsung menghakimi bawahannya. Pertama, eksplore dulu permasalahan yang ada. Kembali gunakan kaca mata yang berbeda dalam melihat suatu permasalahan agar kita bisa melihatnya dari beberapa aspek.

 

Belief

Keyakinan (belief) tiap orang tentunya berbeda – beda. Ada yang berdasarkan agama, ada yang berdasar adat istiadat, budaya atau kebiasaan dalam suatu keluarga menjadi terbawa dan akhirnya menjadi keyakinan kita. Contoh kontroversi, ada suatu kelompok suka memelihara jenggot karena mengikuti Sunnah Rasul, tapi ada beberapa perusahaan yang mengharuskan tampilan yang bersih bagi karyawan pria.

 

Self-consultation

Cara mudah mengenali diri Anda sebagai berikut. Siapkan dua kursi yang saling berhadapan, misal ada yang di sebelah kanan da nada yang di sebelah kiri. Caranya seperti ini, saat Anda duduk di sebelah kanan Anda berperan sebagai seorang penasehat, sebaliknya saat Anda duduk di sebelah kiri Anda menjadi diri Anda sendiri. Anda utarakan secara jujur jati dir Anda saat duduk di sebelah kiri. Anda harus jujur sifat – sifat apa saja yang Anda miliki, ego –ego apa saja yang Anda simpan selama ini.

 

Move

Setelah selesai mencuci gelas dengan membuang kotoran – kotoran dalam diri. Langkah berikutnya kita harus menentukan rencana perubahan diri kita. Kemudian kita harus konsisten untuk mengerjakannya. Susun to do list harian yang harus Anda lakukan. Beri target waktu penyelesaiannya. Lebih luas Anda harus punya rencana besar (grand design road map self improvement) poin - poin penting apa saja yang ada dalam diri yang perlu Anda rubah.

 

Filosofi bentuk koin

Ambil contoh koin di atas. Filosofinya adalah kita harus berani dan gigih di dalam akan tetapi lembut di luar. Jika ingin memperoleh perubahan – perubahan yang membaik kita harus berani meletakkan sejenak ego kita masing – masing saat dihadapkan suatu permasalahan. Terkadang permasalahan yang muncul menjadi tak terselesaikan karena adanya ego dalam diri. Orang bijak mengatakan bahwa “dirimu adalah musuh yang sangat nyata, berbahagialah bagi siapa saja yang mampu mengalahkan dirinya sendiriâ€.

 

Bangun komunitas

Anda tentunya bisa melihat sendiri, bahwasanya bebek berteman dengan bebek, kembing berteman dengan kambing, semut juga berteman dengan semut begitu seterusnya. Setelah kita melakukan berbagai improvement berkumpullah dengan orang – orang yang mendukung perubahan Anda. Sharing-kan apa saja yang telah Anda lakukan. Tanpanya Anda bisa melakukan perjanjian – perjanjian kecil dengan diri Anda sendiri. Anda buat definisi – definisi kemenangan yang harus Anda raih, lalu tentukan reward apa yang berhak Anda berikan pada Anda sendiri jika Anda berhasil mencapainya.

OK cukup sekian catatan tim100 hari ini, semoga bermanfaat. Semoga dengan membaca catatan ini sobat100 dapat menerapkannya dan mengambil manfaatnya.
Selamat berkarya
Salam100
laugh