Halo Sobat100, ingat kan hari ini hari apa? Ya benar, hari ini adalah Hari Kebangkitan Nasional. Tahukah Sobat100 kenapa 20 Mei diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional?
Sejarah hari kebangkitan nasional mejadi sebuah wacana yang sering kali dibaca kembali kala tanggal peringatannya sudah dekat dengan pokok bahasan menuju Budi Utomo , organisasi Nasionalisme , makna hari kebangkitan nasional sendiri menjadi sebuah angin segar terhadap pejuang - pejuang kemerdekaan , sementara itu bagi para penjajah , menjadi sebuah ancaman terhadap kekuasaan mereka di Nusantara yang sudah lebih dari 350 tahun lamanya di Bumi Indonesia .

Sejarah hari kebangkitan Nasional sendiri bila menilik ke tanggal dinobatkannya akan tertuju kepada tanggal hari lahir organisasi berbasis sosial, ekonomi dan kebudayaan yaitu Boedi Oetomo / Budi Utomo yang dibentuk tanggal 20 Mei 1908.


Berkas:Monumen Kebangkitan Nasional Solo by Bennylin 02.jpg
Foto : Bennylin (Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Monumen_Kebangkitan_Nasional_Solo_by_Bennylin_02.jpg)

Sejarah Budi Utomo

Organisasi ini berdiri tahun 1908 tanggal 20 mei, pendiri utama organisasi ini ialah sosok Dr Soetomo (lahir di Ngepeh, Loceret, Nganjuk, Jawa Timur, 30 Juli 1888 – meninggal di Surabaya, Jawa Timur, 30 Mei 1938 pada umur 49 tahun) dan para mahasiswa di STOVIA (kini menjadi Kedokteran di Universitas Indonesia ). 


Berkas:Soetomo.jpg
Sumber : http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Soetomo.jpg&filetimestamp=20091228103738&



Digagaskan oleh Dr. Wahidin Sudirohusodo (lahir di Mlati, Sleman, Yogyakarta, 7 Januari 1852 – meninggal di Yogyakarta, 26 Mei 1917 pada umur 65 tahun). Organisasi Boedi Oetomo ini bersifat sosial, ekonomi, dan kebudayaan tetapi tidak bersifat politik. Berdirinya Budi Utomo menjadi awal gerakan yang bertujuan mencapai kemerdekaan Indonesia walaupun pada saat itu organisasi ini awalnya hanya ditujukan bagi golongan berpendidikan Jawa.



Foto : Arisdp (Sumber : http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/archive/c/cb/20091228103443%21Wahidin_1.jpg)

Pada hari Minggu, 20 Mei 1908, pukul sembilan pagi, bertempat di salah satu ruang belajar STOVIA, Soetomo menjelaskan gagasannya. Dia menyatakan bahwa hari depan bangsa dan Tanah Air ada di tangan mereka. Maka lahirlah Boedi Oetomo. Namun, para pemuda juga menyadari bahwa tugas mereka sebagai mahasiswa kedokteran masih banyak, di samping harus berorganisasi. Oleh karena itu, mereka berpendapat bahwa "kaum tua" yang harus memimpin Budi Utomo, sedangkan para pemuda sendiri akan menjadi motor yang akan menggerakkan organisasi itu.


Berkas:Stovia 4.JPG
(Ini adalah gambar-gambar sejarah milik Departemen Kesehatan RI dan Universitas Indonesia yang dipamerkan di Senayan pada bulan Juni 2008 dan difoto oleh Bkusmono, Sumber :  http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Stovia_4.JPG&filetimestamp=20080602050527&)

 

Sepuluh tahun pertama Budi Utomo mengalami beberapa kali pergantian pemimpin organisasi. Kebanyakan memang para pemimpin berasal kalangan "priayi" atau para bangsawan dari kalangan keraton, seperti Raden Adipati Tirtokoesoemo, mantan Bupati Karanganyar (presiden pertama Budi Utomo), dan Pangeran Ario Noto Dirodjo dari Keraton Pakualaman.

Budi Utomo mengalami fase perkembangan penting saat kepemimpinan Pangeran Noto Dirodjo. Saat itu, Douwes Dekker (lahir di Pasuruan, Hindia Belanda, 8 Oktober 1879 – meninggal di Bandung, Jawa Barat, 28 Agustus 1950 pada umur 70 tahun), seorang Indo-Belanda yang sangat pro-perjuangan bangsa Indonesia, dengan terus terang mewujudkan kata "politik" ke dalam tindakan yang nyata. Berkat pengaruhnyalah pengertian mengenai "tanah air Indonesia" makin lama makin bisa diterima dan masuk ke dalam pemahaman orang Jawa. Maka muncullah Indische Partij yang sudah lama dipersiapkan oleh Douwes Dekker melalui aksi persnya. Perkumpulan ini bersifat politik dan terbuka bagi semua orang Indonesia tanpa terkecuali. Baginya "tanah air api udara" (Indonesia) adalah di atas segala-galanya.

https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/0/08/Douwes.jpg
Sumber : https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/0/08/Douwes.jpg

Pada tanggal 3-5 Oktober 1908, Budi Utomo menyelenggarakan kongresnya yang pertama di Kota Yogyakarta. Hingga diadakannya kongres yang pertama ini, BU telah memiliki tujuh cabang di beberapa kota, yakni Batavia, Bogor, Bandung, Magelang, Yogyakarta, Surabaya, dan Ponorogo. Pada kongres di Yogyakarta ini, diangkatlah Raden Adipati Tirtokoesoemo (mantan bupati Karanganyar) sebagai presiden Budi Utomo yang pertama. Semenjak dipimpin oleh Raden Adipati Tirtokoesoemo, banyak anggota baru BU yang bergabung dari kalangan bangsawan dan pejabat kolonial, sehingga banyak anggota muda yang memilih untuk menyingkir.

https://www.soemodiwirjan.org/wp-content/uploads/tirtokoesoemofromtropen.jpg
(Sumber : https://www.soemodiwirjan.org/wp-content/uploads/tirtokoesoemofromtropen.jpg)

Respon Cendikiawan Muslim

1. Sarekat Dagang Islam / Sarekat Islam

Namun sebenarnya awal Kebangkitan Nasional bisa lebih jauh lagi kebelakang. Pada 16 Oktober 1905 terbentuk Sarekat Dagang Islam yang didirikan oleh Kyai Haji Samanhudi (lahir di Laweyan, Surakarta, Jawa Tengah, 1868; meninggal di Klaten, Jawa Tengah, 28 Desember 1956) untuk menandingi dominasi para pedagang China kala itu.



Sumber : http://2.bp.blogspot.com/-bCASBa27Ow0/ViescLfFbOI/AAAAAAAADUM/QMCoh6SrsMw/s400/Haji%2BSamanhudi%2B2.jpg

Pada masa itu Sarekat Dagang Islam, awalnya dimaksudkan sebagai suatu perhimpunan bagi para pedagang besar maupun kecil di Solo untuk saling memberi bantuan dan dukungan. Tidak berapa lama, nama itu diubah oleh, Raden Hadji Oemar Said Tjokroaminoto (lahir di Ponorogo, Jawa Timur, 16 Agustus 1882 – meninggal di Yogyakarta, Indonesia, 17 Desember 1934 pada umur 52 tahun), menjadi Sarekat Islam, yang bertujuan untuk mempersatukan semua orang Indonesia yang hidupnya tertindas oleh penjajahan. Sudah pasti keberadaan perkumpulan ini ditakuti orang Belanda.

https://1.bp.blogspot.com/-4q4WRo2KdHo/T1iJQW-pX3I/AAAAAAAACXU/uG5juwLJ_Y8/s1600/cokroaminoto_1.jpg
Sumber : https://1.bp.blogspot.com/-4q4WRo2KdHo/T1iJQW-pX3I/AAAAAAAACXU/uG5juwLJ_Y8/s1600/cokroaminoto_1.jpg

Munculnya gerakan yang bersifat politik semacam itu rupanya yang menyebabkan Budi Utomo agak terdesak ke belakang. Kepemimpinan perjuangan orang Indonesia diambil alih oleh Sarekat Islam dan Indische Partij karena dalam arena politik Budi Utomo memang belum berpengalaman. Karena gerakan politik perkumpulan-perkumpulan tersebut, makna nasionalisme makin dimengerti oleh kalangan luas. Ada beberapa kasus yang memperkuat makna tersebut. Ketika Pemerintah Hindia Belanda hendak merayakan ulang tahun kemerdekaan negerinya, dengan menggunakan uang orang Indonesia sebagai bantuan kepada pemerintah yang dipungut melalui penjabat pangreh praja pribumi, misalnya, rakyat menjadi sangat marah.

http://1.bp.blogspot.com/-1mUTUga5xOI/Ve5taDJNLhI/AAAAAAAABsw/fLqzupdGeOM/s1600/kihajar-e_76_1421895910.jpg
Sumber : http://1.bp.blogspot.com/-1mUTUga5xOI/Ve5taDJNLhI/AAAAAAAABsw/fLqzupdGeOM/s1600/kihajar-e_76_1421895910.jpg

Kemarahan itu mendorong Raden Mas Soewardi Suryaningrat (yang kemudian pada tahun 1922 bernama Ki Hadjar Dewantara lahir di Pakualaman, 2 Mei 1889 – meninggal di Yogyakarta, 26 April 1959 pada umur 69 tahun) untuk menulis sebuah artikel "Als ik Nederlander was" (Seandainya Saya Seorang Belanda), yang dimaksudkan sebagai suatu sindiran yang sangat pedas terhadap pihak Belanda. Tulisan itu pula yang menjebloskan dirinya bersama dua teman dan pembelanya, yaitu Douwes Dekker dan Tjipto Mangoenkoesoemo (lahir di Pecangaan, Jepara, Jawa Tengah, 1886 – meninggal di Jakarta, 8 Maret 1943)  ke penjara oleh Pemerintah Hindia Belanda (ketiganya lebih dikenal dengan istilah "Tiga Serangkai"). Namun, sejak itu Budi Utomo tampil sebagai motor politik di dalam pergerakan orang-orang pribumi.

http://3.bp.blogspot.com/-J1pdwI-EYKo/VCWbvzCg4yI/AAAAAAAAAMQ/tP9BUKtTs8U/s1600/mangunkusomo_1.jpg
Sumber : http://3.bp.blogspot.com/-J1pdwI-EYKo/VCWbvzCg4yI/AAAAAAAAAMQ/tP9BUKtTs8U/s1600/mangunkusomo_1.jpg

Agak berbeda dengan Goenawan Mangoenkoesoemo, Goenawan Mangoenkoesoemo yang lebih mengutamakan kebudayaan dari pendidikan, Soewardi menyatakan bahwa Budi Utomo adalah manifestasi dari perjuangan nasionalisme. Menurut Soewardi, orang-orang Indonesia mengajarkan kepada bangsanya bahwa "nasionalisme Indonesia" tidaklah bersifat kultural, tetapi murni bersifat politik. Dengan demikian, nasionalisme terdapat pada orang Sumatera maupun Jawa, Sulawesi maupun Maluku.

https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/mkn/wp-content/uploads/sites/61/2017/02/scan0002.jpg
Sumber : https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/mkn/wp-content/uploads/sites/61/2017/02/scan0002.jpg

2. Muhammadiyah

Muhammadiyah yang didirikan Kyai Haji Ahmad Dahlan (atau Muhammad Darwis lahir di Yogyakarta, 1 Agustus 1868 – meninggal di Yogyakarta, 23 Februari 1923 pada umur 54 tahun) pada tanggal 18 November 1912 di Jogjakarta juga berpengaruh besar terhadap perjuangan bangsa Indoinesia kala itu.


Berkas:Ahmad dahlan.jpg
Foto : Liand Rahman (Sumber : http://www.muhammadiyah.or.id/muhfile/image/Image%20Konten/foto_profil_ketua_pp/1a-dahlan.jpg)

3. Nahdlatul Ulama

Semangat kebangkitan terus menyebar - setelah rakyat pribumi sadar terhadap penderitaan dan ketertinggalannya dengan bangsa lain. Sebagai jawabannya, muncullah berbagai organisasi pendidikan dan pembebasan. Merespon kebangkitan nasional tersebut, Nahdlatul Wathan (Kebangkitan Tanah Air) dibentuk pada 1916. Kemudian pada tahun 1918 didirikan Taswirul Afkar atau dikenal juga dengan "Nahdlatul Fikri" (Kebangkitan Pemikiran), sebagai wahana pendidikan sosial politik kaum dan keagamaan kaum santri. Dari situ kemudian didirikan Nahdlatut Tujjar, (pergerakan kaum saudagar).

Serikat itu dijadikan basis untuk memperbaiki perekonomian rakyat. Dengan adanya Nahdlatul Tujjar itu, maka Taswirul Afkar, selain tampil sebagai kelompok studi juga menjadi lembaga pendidikan yang berkembang sangat pesat dan memiliki cabang di beberapa kota.

Berangkat dari munculnya berbagai macam komite dan organisasi yang bersifat embrional dan ad hoc, maka setelah itu dirasa perlu untuk membentuk organisasi yang lebih mencakup dan lebih sistematis, untuk mengantisipasi perkembangan zaman. Maka setelah berkordinasi dengan berbagai kyai, karena tidak terakomodir kyai dari kalangan tradisional untuk mengikuti konperensi Islam Dunia yang ada di Indonesia dan Timur Tengah akhirnya muncul kesepakatan dari para ulama pesantren untuk membentuk organisasi yang bernama Nahdlatul Ulama (Kebangkitan Ulama) pada 16 Rajab 1344 H (31 Januari 1926) di Kota Surabaya. Organisasi ini dipimpin oleh K.H. Hasjim Asy'ari sebagai Rais Akbar.

https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/9/92/Hasyim_Asyari.jpg
Sumber : https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/9/92/Hasyim_Asyari.jpg

Pergerakan Pemuda

Setelah bermunculannya organisasi - organisasi di awal kebangkitan nasional, maka setelahnya muncul lagi peristiwa persitiwa penting lainnya yang menunjukkan rasa nasionalisme mulai mengakar, seperti adanya Soempah Pemoeda 28 Oktober 1928.


Sumber : https://upload.wikimedia.org/wikipedia/map-bms/7/7a/Kongrespemuda2.jpg

Pertama:
Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kedoea:
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga:
Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

Dari pergerakan pemuda inilah yang selanjutnya mengarah pada semangat nasionalisme untuk memproklamirkan kemerdekaan Rakyat Indonesia pada 17 Agustus 1945. Semangat nasionalisme dan kebangkitan nasional sangat terasa pada masa pergerakan menuju kemerdekaan mengusir penjajah.

Sedangkan makna kebangkitan nasional sendiri di masa kini dapat diartikan, bersatunya para rakyat semua kalangan untuk bersatu melawan segala kejelekkan yang saat ini sudah menjalar di Negara Indonesia tercinta ini.
Kalau menurut tim100 kebangkitan nasional berarti kita bangkit dari keterpurukan prestasi, bangkit dari kemiskinan, bangkit dari kemlasan, bangkitkan semangat untuk kreatif dan berkarya … Nah bagaimana kalau menurut Sobat100?

Sebagai pemuda yang merupakan agen perubahan kita bisa memulai dari hal - hal yang kecil. Memanfaatkan barang bekas di sekitar kita cukup memberikan manfaat bagi lingkungan sekitar kita. Selain meningkatkan daya kreatifitas kita memanfaatkan kembali barang yang tidak berguna menjadi barang yang lebih berguna. Kita juga bisa berperan serta dalam usaha penghijauan dengan meminimalisir jumlah barang bekas di sekitar. Ayo Sobat100 kita bangkit.

Salam100

 

Last Update : 20 Mei 2018