Halo Sobat100 tahukah kalian bahwa tiap insan memiliki gaya belajar masing – masing. Beberapa di antaranya kita kenal dengan istilah visual (penglihatan), auditori (pendengaran) dan kinestetik (gerakan). Tiga gaya belajar yang oleh banyak orang dikenal dengan singkatan VAK. Banyak buku telah mengulas cara belajar manusia tentang tiga cara ini, contohnya :

  1. Dallas Independent School District,199?, Visual-auditory-kinesthetic (V.A.K.) Multisensory Phonics: K- 3 Teacher Guide, the District
  2. DePorter, Bobbi . 2004. Quantum learning: membiasakan belajar nyaman dan menyenangkan. Bandung : Kaifa.
  3. Fleming, Neil D. 2001. Teaching and Learning Styles: VARK Strategies. N.D. Fleming.
  4. Jeral, Kim M. 2010. The Influence of Visual, Auditory, and Kinesthetic Learning Opportunities. Southwest Minnesota State University.
  5. Kuhns, Bradley W. 1987. Mind/Body Therapy, Auditory, Visual, Kinesthetic, Neuro-Linguistic Programming (NLP), An Additional Communications Approach for Psychotherapists, Counselors and Law Enforcement.

    Sumber : http://static.lulu.com/browse/product_thumbnail.php?productId=17386312&resolution=320
  6. Lobb, Nancy. 2003. Learning Strategies for School, Home, and Work. Portland : J. Wetson Walch, Publisher.

    Sumber : J. Wetson Walch, Publisher.
  7. Swanson, H. Lee, et al. 2013. Handbook of Learning Disabilities. New York : Guildford Press.

    Sumber : http://www.guilford.com/covers/large/9781462518685.jpg
  8. Vallely, Sarah Wood. 2008. Sensational Meditation for Children: Child-Friendly Meditation Techniques Based on the Five Senses. Asheville : Satya International Inc.

    Sumber : http://ecx.images-amazon.com/images/I/41J5fmrGWEL.jpg
  9. Walling, Donovan R. 2006. Teaching Writing to Visual, Auditory, and Kinesthetic Learners. California : Corwin Press.

    Sumber : http://ecx.images-amazon.com/images/I/51gpc0FjzAL.jpg
  10. Walsh, Brian Everard. 2011. Vak Self-Audit: Visual, Auditory, and Kinesthetic Communication and Learning Styles: Exploring Patterns of How You Interact and Learn. Walsh Seminars, Limited.

    Sumber : http://ecx.images-amazon.com/images/I/51UQsqXDesL._SY344_BO1,204,203,200_.jpg

Istilah VAK pertama kali dikenalkan oleh Grace Maxwell Fernald & Hellen Keller pada 1921 dalam riset The Effect of Kinaesthetic Factors in the Development of Word Recognition in the Case of Non-Readers (yang kemudian lebih dikenal dengan VAK). Grace Maxwell Fernald adalah seorang psikolog pendidikan dan tokoh berpengaruh di awal abad kedua puluh pada dunia pendidikan bahasa. Fernald mendirikan "klinik pertama untuk instruksi perbaikan pada tahun 1921 di University of California, Los Angeles". Sumber : Smith, N. B. (2002). American reading instruction. Special ed. Newark, DE: International Reading Association. (Original work published 1965) p. 181

Fernald menelusuri kecenderungan belajar taktil di Quintilian, Séguin, dan Montessori, metode ejaan kinestetik dan membaca Fernald  mengajak siswa berjuang untuk melacak kata-kata. Tahun penelitian memuncak pada 1943 dengan karya klasik nya, Remedial Techniques in Basic School Subjects. Metode kinestetik populer menjembatani instruksi modern di bidang pendidikan khusus dan membaca. Belajar kinestetik juga termasuk sebagai salah satu kecerdasan majemuk Howard Gardner. Gagasan Fernald ini menggabungkan fisik dengan pendengaran, lisan, dan elemen visual instruksi membaca, sekarang dikenal sebagai "VAK", belajar multimodal, atau citra multiindrawi, terus membimbing pendidik hari ini. Sumber : "Visual-Auditory-Kinesthetic-Tactile teaching method"Dyslexia Online Magazine. September 2005.

Sementara Hellen Keller adalah seorang penulis Amerika, aktivis politik, dan dosen. Dia adalah orang tunanetra-rungu pertama untuk mendapatkan gelar sarjana seni. Sumber : "The life of Helen Keller". Royal National Institute of Blind People. November 20, 2008. Kisah tentang bagaimana guru Keller, Anne Sullivan, menerobos isolasi yang dipaksakan oleh kurang lengkapnya bahasa. Yang memungkinkan Keller mekar belajar untuk berkomunikasi.

Keller telah menjadi dikenal luas melalui penggambaran dramatis dan film The Miracle Worker. Tempat kelahirannya di West Tuscumbia, Alabama sekarang menjadi museum dan mensponsori tahunan "Helen Keller Day". Sumber : helenkellerbirthplace.orgUlang tahunnya pada 27 Juni diperingati sebagai Hari Helen Keller di negara bagian AS, Pennsylvania dan disahkan di tingkat federal oleh Presiden Jimmy Carter pada tahun 1980, bertepatan peringatan 100 tahun kelahirannya.

Banyak penelitian pun telah membahas cara belajar VAK ini seperti :

  1. Abbas Pourhossein Gilakjani , 2012, Visual, Auditory, Kinaesthetic Learning Styles and Their Impacts on English Language Teaching, Journal of Studies in Education ISSN 2162-6952
    2012, Vol. 2, No. 1.
  2. Abbas Pourhossein Gilakjani and Seyedeh Masoumeh Ahmadi, 2011, The Effect of Visual, Auditory, and Kinaesthetic Learning Styles on Language Teaching, Singapore : 2011 International Conference on Social Science and Humanity IPEDR vol.5, IACSIT Press.
  3. Concetta Russo, 2014, Recipe For Reading, Cambridge : Educators Publishing Service (EPS) Literacy and Intervention.
  4. Heidi K. Oglesbee, 2014, Does Employing The Wilson’s Fundations Program Impact The Reading Growth Of First Grade Students, Ohio : Graduate College of Bowling Green State University.
  5. Irena Vodopija-Krstanoviæ, 2003, Multiple Intelligences In The Efl Classroom - A Perspective in Context, Vermont : School For International Training Brattleboro.
  6. Jie Fu, 2009, A Study of Learning Styles, Teaching Styles and Vocabulary - Teaching Strategies in Chinese Primary School —How Do They Differ and How Can They Be Integrated? Kristianstad University College, The School of Teacher Education.
  7. Nabi Bux Jumani, dkk, 2011, Effectiveness of Remedial Techniques on the Performance of Special Students in the Subject of English, Journal of Language Teaching and Research, Vol. 2, No. 3, pp. 697-704, May 2011.
  8. Hughes, S. 2014. The Orton-Gillingham Language Approach - A Research Review.
  9. Shams, Ladan, et al. 2011. Influences of multisensory experience on subsequent unisensory processing. Los Angeles : UCLA Department of Psychology.
  10. Serap Özba, The Investigation of the Learning Styles of University Students, The Online Journal of New Horizons in Education Volume 3, Issue 1.

Dan masih banyak lagi, Sobat 100 bisa melakukan riset kecil – kecilan dengan kata kunci : visual, auditri dan kinestetik maka akan muncul banyak literatur yang telah membahasnya.

VISUAL


Sumber : http://www.opticaelisabet.com/wp-content/uploads/Ergonomia-visual-1.jpg

Gaya belajar visual adalah adalah gaya belajar yang memiliki kecenderungan lebih senang dengan melihat apa yang sedang dipelajari. Visualisasi akan membantu siswa yang memiliki gaya belajar ini untuk lebih mudah memahami ide informasi yang disajikan dalam bentuk penjelasan berupa tampilan obyek yang diteliti. Ini berarti visual merupakan belajar dengan mengamati dan menggambarkan, sehingga visualisasi bermakna belajar harus menggunakan indra mata melalui mengamati, menggambar, mendemonstrasikan, membaca dan menggunakan media atau alat peraga (DePorter & Henarcki, 2004:113).

Ciri – ciri visual 

  1. Suka mengikuti gambar
  2. Suka membayangkan konsep
  3. Suka warna-warni
  4. Suara ribut tidak menggangu
  5. Duduk di tempat yang memungkinkan lihat pemandangan

Solusi

  1. Guru menjelaskan bab baru menggunakan metode bagan (jika perlu berupa peta konsep)
  2. Jika diperlukan siswa membuat bagan di bukunya
  3. Guru menulis di papan tulis menggunakan warna bervariasi
  4. Guru tetap mengingatkan siswa untuk tetap fokus pada pelajaran, karena siswa visual cenderung melamun
  5. Guru tetap menggunakan metode M 4 S (Menggali, Menerangkan, Mobile, Memeriksa dan Selalu bertanya)

AUDITORI

http://www.everydayfamily.com/wp-content/uploads/2012/10/what-is-auditory-neuropathy-spectrum-disorder-ansd.jpg

Sumber : http://www.everydayfamily.com/wp-content/uploads/2012/10/what-is-auditory-neuropathy-spectrum-disorder-ansd.jpg

Gaya belajar auditory adalah gaya belajar yang memiliki kecenderungan belajar lebih baik dengan cara mendengarkan. Siswa yang memiliki gaya belajar ini menikmati saat-saat mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru. Karakteristik model belajar seperti ini benar-benar menempatkan pendengaran sebagi alat utama menyerap informasi atau pengetahuan. Artinya, siswa harus mendengar, baru kemudian bisa mengingat dan memahami informasi yang diterima, sehingga auditori bermakna belajar haruslah mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi, memberikan pendapat, gagasan, menanggapi dan beragumentasi (DePorter & Henarcki, 2004:113).

Ciri – ciri auditori

  1. Suka jika orang menyampaikan dengan lisan
  2. Suka mendengarkan apa yang mereka baca
  3. Suka mendengarkan musik
  4. Cenderung mandiri dan suka belajar sendiri
  5. Kurang efektif dalam lingkungan ribut

Solusi

  1. Guru menjelaskan bab baru menggunakan metode bagan (dengan lebih menekankan pada lisan)
  2. Dalam menerangkan siswa menggunakan bahasa tubuh dan lisan
  3. Guru membantu siswa membuat metode menghapal materi menggunakan kata-kata yang mudah diterima siswa atau menggunakan “jembatan keledaiâ€
  4. Guru tetap mengingatkan siswa untuk tetap fokus pada pelajaran, karena siswa auditorial cenderung ngobrol
  5. Guru tetap menggunakan metode M 4 S (Menggali, Menerangkan, Mobile, Memeriksa dan Selalu bertanya)

KINESTETIK

Sumber : http://www.ramagyaschool.com/wp-content/uploads/2014/11/Kinesthetic.png

Gaya belajar kinestetik adalah gaya belajar yang memiliki kecenderungan belajar akan lebih baik apabila terlibat secara fisik dalam kegiatan langsung. Siswa akan belajar apabila mereka mendapat kesempatan untuk melakukan sesuatu dengan melakukan gerakan atau praktik untuk memahami informasi yang disampaikan, sehingga kinesthetic berarti belajar dengan bergerak dan berbuat. Oleh karena itu, kinestetik bermakna gerakan tubuh (hands-on, aktivitas fisik), jadi belajar itu haruslah mengalami dan melakukan (DePorter & Henarcki, 2004:113).

Ciri – ciri kinestetik

  1. Sulit untuk diam, berjalan-jalan waktu membaca
  2. Lebih mengerti setelah banyak latihan
  3. Tidak suka mengangkat tangan jika bertanya
  4. Lebih suka mengunakan bahasa tubuh jika berbicara

Solusi

  1. Guru menjelaskan bab baru menggunakan metode bagan (dengan menekankan pada gerakan)
  2. Jika diperlukan siswa membuat bagan di bukunya
  3. Dalam menerangkan siswa menggunakan bahasa tubuh dan lisan
  4. Guru tetap mengingatkan siswa untuk tetap fokus pada pelajaran, karena siswa kinestetik cenderung jalan-jalan
  5. Jika dimungkinkan siswa dapat mengerjakan latihan di papan tulis (ciptakan kemenangan kecil agar siswa kinestetik lebih percaya diri dalam belajar)
  6. Guru tetap menggunakan metode M 4 S (Menggali, Menerangkan, Mobile, Memeriksa dan Selalu bertanya)

Berdasarkan pemaparan di atas, penggunaan gaya belajar yang dibatasi hanya dalam satu bentuk terutama yang bersifat verbal atau dengan jalur auditori, tentunya dapat menyebabkan adanya ketimpangan dalam menyerap informasi. Tulisan atau kata-kata yang terlalu banyak akan membuat seseorang menjadi bosan dan lelah serta sangat mungkin menghasilkan proses belajar yang kurang optimal untuk gaya belajar visual maupun kinestetik. Oleh sebab itu, penggunaan media dan kegiatan praktikum dapat dilakukan untuk dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari. Bagi siswa visual, meningkatnya suatu pemahaman disebabkan oleh pengamatan langsung terhadap benda-benda atau penggunaan media dapat mendorong timbulnya pikiran yang lebih kompleks, sehingga pemahaman siswa terhadap konsep yang dipelajari menjadi lebih kuat. Bagi siswa kinestetik, pembelajaran dengan pola praktikum dapat melatih proses pembiasaan diri dalam memecahkan persoalan-persoalan teknis secara ilmiah dengan menemukan sendiri ilmu yang dipelajari, karena semua keterampilan yang penting dalam praktikum dapat dilatih secara bersamaan (Hasil riset Saputra, Agus Bayu dkk. 2014. Implementasi Model Pembelajaran Vak Berbantuan Media Audio Visual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas IVB SD No. 2 Banyuasri.  e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 2 No: 1 Tahun: 2014).

tidak ada satu orang menggunakan satu gaya belajar secara eksklusif, tetapi mereka memiliki gaya belajar yang disukai. karena itu penting untuk mencoba untuk memenuhi semua gaya belajar selama pelajaran untuk mengaktifkan pembelajaran yang paling efisien

no one person uses one style of learning exclusively, but they do have preferred learning styles. it is therefore important to attempt to cater for all learning styles during lessons to enable the most efficient learning to take place

Sudahkah Sobat100 mengenali gaya belajarnya sekarang? Nah teruslah belajar dan berkarya. Ciptakan prestasimu dan raihlah mimpimu.
Salam100