Halo sobat100 kali ini tim100 mengulas sekilas tentang lubang hitam. Pernahkah sobat100 menonton film Interstellar? Dikisahkan dalam film tersebut seorang astronot yang terjebak di lubang hitam yang ada di dekat cincin planet Saturnus.
Apakah lubang hitam itu?
Lubang hitam adalah bagian dari Ruang Waktu yang merupakan gravitasi paling kuat, bahkan cahaya tidak bisa kabur. Teori Relativitas Umum memprediksi bahwa butuh massa besar untuk menciptakan sebuah Lubang Hitam yang berada di Ruang Waktu. Di sekitar Lubang Hitam ada permukaan yang di sebut Event Horizon. Lubang ini disebut "hitam" karena menyerap apapun yang berada disekitarnya dan tidak dapat kembali lagi, bahkan cahaya. Secara teoritis, lubang hitam dapat memliki ukuran apa pun, dari mikroskopik sampai ke ukuran alam raya yang dapat diamati. Teori Medan Quantum dalam Ruang-waktu melengkung memprediksi bahwa Event Horizon memancarkan radiasi disekitarnya dengan suhu yang terbatas. Suhu ini berbanding terbalik dengan massa Lubang hitam, sehingga sulit untuk diamati Lubang hitam bermassa bintang atau lebih.
Teori adanya lubang hitam pertama kali diajukan pada abad ke-18 oleh John Michell [1] dan ahli matematika Pierre-Simon Laplace [2]. Selanjutnya dikembangkan oleh astronom Jerman bernama Karl Schwarzschild [3], pada tahun 1916, dengan berdasar pada teori relativitas umum dari Albert Einstein, dan semakin dipopulerkan oleh Stephen William Hawking [4].
Istilah lubang hitam mulai populer ketika John Archibald Wheeler menggunakannya pada ceramah - ceramahnya pada tahun 1967 [5]. Walaupun ia dianggap luas sebagai pencetus pertama istilah ini, namun ia selalu menampik dengan pernyataan bahwa ia bukanlah penemu istilah ini.
Lubang Hitam tercipta ketika suatu obyek tidak dapat bertahan dari kekuatan tekanan gaya gravitasinya sendiri. Banyak obyek (termasuk matahari dan bumi) tidak akan pernah menjadi lubang hitam. Tekanan gravitasi pada matahari dan bumi tidak mencukupi untuk melampaui kekuatan atom dan nuklir dalam dirinya yang sifatnya melawan tekanan gravitasi. Tetapi sebaliknya untuk obyek yang bermassa sangat besar, tekanan gravitasi-lah yang menang.
Ada jalan keluar dari lubang hitam
Lubang hitam diyakini bisa menelan semua jenis materi termasuk cahaya. Ada pula teori yang menyebutkan manusia, jika ada kemungkinan terisap lubang hitam, ia akan terjebak di dalamnya. Ahli fisika dan kosmolog asal Inggris, Stephen Hawking, mengajukan teori bahwa manusia bisa lolos dari lubang hitam. Padahal, lubang hitam sebenarnya tak sekelam yang dibayangkan oleh orang-orang.
Menurut Hawking, lubang hitam justru bisa menjadi akses menuju jagat lain. Para petualang antariksa yang masuk ke lubang hitam kemungkinan tak bisa kembali ke jagat mereka sendiri. "Keberadaan sejarah alternatif dengan lubang hitam menandakan kondisi ini dimungkinkan," kata Hawking dalam konferensi di Stockholm, Swedia, seperti yang ditulis oleh laman The Independent, Rabu, 25 Agustus 2015 [6].
Berbicara di hadapan para ilmuwan dan jurnalis di KTH Royal Institute of Technology, Hawking menyampaikan pendapatnya tentang paradoks informasi pada sebuah lubang hitam. Paradoks ini mencakup fakta bahwa informasi tentang bintang yang menjadi lubang hitam tampaknya ikut lenyap ketika lubang hitam menghilang. Ide Hawking ini menjadi satu usaha memecahkan masalah lubang hitam yang selama ini mendera fisikawan.
Meski sudah diketahui keberadaannya, lubang hitam tetap meninggalkan teka-teki tentang apa yang terjadi jika suatu obyek memasukinya. Para ilmuwan meyakini bahwa informasi tentang benda yang masuk ke dalam lubang hitam seharusnya bisa disimpan. Masalahnya adalah di mana bisa menemukan informasi tersebut. Menurut Hawking, lubang hitam harus berukuran cukup besar.
Jika berotasi, kata Hwaking, ada kemungkinan menjadi jalur ke jagat yang berbeda. "Tapi, kemungkinan terbesar Anda tak mungkin kembali ke jagat raya yang kita kenal begitu masuk ke sana," kata ilmuwan berusia 73 tahun itu. "Jadi, meski aku sangat bersemangat ikut penerbangan ke luar angkasa, aku tak akan pernah mencoba memasukinya."
Informasi itu kemungkinan tersimpan di tepi lubang hitam. Artinya, informasi itu tak pernah masuk ke lubang hitam sehingga tak perlu mencari jalan keluar. Ada kemungkinan manusia tak akan hilang jika suatu ketika jatuh ke lubang hitam. Kemungkinan menjadi "hologram" di tepi lubang hitam atau lolos ke tempat lain. "Jika kau merasa berada di lubang hitam, jangan pernah menyerah karena selalu ada jalan keluar."
catatan editor
Stephen William Hawking, CH, CBE, FRS (lahir di Oxford, Britania Raya, 8 Januari 1942; umur 73 tahun[7]), adalah seorang ahli fisika teoretis. Ia adalah seorang profesor Lucasian dalam bidang matematika di Universitas Cambridge dan anggota dari Gonville and Caius College, Cambridge. Ia dikenal akan sumbangannya di bidang fisika kuantum, terutama karena teori-teorinya mengenai teori kosmologi, gravitasi kuantum, lubang hitam, dan radiasi Hawking.
Salah satu tulisannya adalah A Brief History of Time, yang tercantum dalam daftar bestseller di Sunday Times London selama 237 minggu berturut-turut.[8] Pada tahun 2010 Hawking bersama Leonard Mladinow menyusun buku The Grand Design. Meskipun mengalami tetraplegia (kelumpuhan) karena sklerosis lateral amiotrofik, karier ilmiahnya terus berlanjut selama lebih dari empat puluh tahun. Buku-buku dan penampilan publiknya menjadikan ia sebagai seorang selebritis akademik dan teoretikus fisika yang termasyhur di dunia.
Referensi :
[1] Michell, J. (1784). "On the Means of Discovering the Distance, Magnitude, &c. of the Fixed Stars, in Consequence of the Diminution of the Velocity of Their Light, in Case Such a Diminution Should be Found to Take Place in any of Them, and Such Other Data Should be Procured from Observations, as Would be Farther Necessary for That Purpose". Philosophical Transactions of the Royal Society 74 (0): 35–57.
[2] Gillispie, C. C. (2000). Pierre-Simon Laplace, 1749–1827: a life in exact science. Princeton paperbacks. Princeton University Press. p. 175.
[3] Schwarzschild, K. (1916). "Über das Gravitationsfeld eines Massenpunktes nach der Einsteinschen Theorie". Sitzungsberichte der Königlich Preussischen Akademie der Wissenschaften 7: 189–196. and Schwarzschild, K. (1916). "Über das Gravitationsfeld eines Kugel aus inkompressibler Flüssigkeit nach der Einsteinschen Theorie". Sitzungsberichte der Königlich Preussischen Akademie der Wissenschaften 18: 424–434.
[4] Ford, L. H. (2003). "The Classical Singularity Theorems and Their Quantum Loopholes". International Journal of Theoretical Physics 42 (6): 1219.
[5] Quinion, M. (26 April 2008). "Black Hole". World Wide Words. Retrieved 2008-06-17.
[6] Andrew Griffin. 2015. Black holes are a passage to another universe, says Stephen Hawking. http://www.independent.co.uk/news/science/black-holes-are-a-passage-to-another-universe-says-stephen-hawking-10471397.html
[7] The Times 8 January 2010. Retrieved 2010-01-09.
[8] Hawking, Stephen (1988). A Brief History of Time. Bantam Books.
Komentar berhasil disembunyikan.