Pasti kamu pernah bertanya, kenapa sih kita musti belajar matematika? Dari mulai kita kecil, SD, SMP, SMA, bahkan kuliah pun matematika seolah-olah menjadi mata pelajaran yang wajib. Bahkan saat ujian nasional pun matematika termasuk mata pelajaran yang diujikan. Kadang malah kita berpikir apa ya manfaatnya belajar matematika? Apakah ada hubungan belajar matematika dalam kehidupan nyata? Trus belajar integral, differensial, aljabar linier, fungsi kompleks apakah memberikan pengaruh bagi kehidupan kita?
Rasa takut terhadap pelajaran matematika (fobia matematika) sering kali menghinggapi perasaan para siswa dari tingkat SD sampai dengan SMA bahkan hingga perguruan tinggi. Padahal, matematika itu bukan pelajaran yang sulit, dengan kata lain sebagaimana dituturkan oleh ahli matematika ITB Iwan Pranoto, setiap orang bisa bermatematika. Menurut Iwan, masalah fobia matematika kerap dianggap sangat krusial dibandingkan bidang studi lainnya karena sejak SD bahkan TK, siswa sudah diajarkan matematika. “Kalau fisika, baru diajarkan di tingkat SMP. Karena itu, fobia fisika menjadi tidak begitu krusial dibandingkan matematika,â€. Apalagi Kimia yang baru diajarkan ketika tingkat SMA.
Kita tidak bisa lepas dari yang namanya matematika, sebagaimanapun kita berusaha membencinya, tidak dapat dipungkiri bahwa kita selalu berkaitan dengan ilmu matematika dan itu kita pergunakan selalu dalam kehidupan sehari-hari, dalam sekolah, kuliah, dunia kerja, dimanapun kapanpun ‘we use math’.
Dalam dunia kerja, ilmu matematika sangat dibutuhkan sekali, mulai dari hitungan sederhana, geometri, logika dan lain sebagainya. Orang yang memahami benar mengenai ilmu matematika akan mengalami kemudahan dalam hidupnya, utamanya dalam dunia kerja, mereka yang ahli mampu dengan cepat, kritis, dan logis menyelesaikan masalah-masalah yang ada dalam setiap pekerjaannya.
- Seorang arsitek dan kontraktor sangat dekat dengan matematika. Tanpa itu, mereka tidak bisa menggambar dan mendirikan bangunan yang fungsional yang mampu bertahan dalam jangka waktu yang lama. Mereka harus menggambar atau merancang dengan tepat ukuran-ukuran tiap ruangannya agar sesuai dengan yang diinginkan dan sesuai dengan luas tanahnya. Mereka juga dituntut untuk menentukan bahan yang layak, yang kuat, beserta massa-nya agar bangunan kokoh, kuat dalam jangka waktu yanglama.
- Seorang analis atau ahli forensic menggunakan ilmu logika matematika juga untuk memecahkan kasusnya disamping ilmu-ilmu lain yang mereka pelajari. Misalnya dalam mencari tersangka atau pelaku. Selain melihat dan menganalisa bercak darah dan lain sebagainya, mereka juga dituntut berpikir logis dalam merangkai petunjuk-petunjuk yang mereka dapat. Tanpa berpikir logis yang cepat dan tepat, mereka juga akan susah untuk menyelesaikan kasusnya.
- Perusahaan menggunakan ilmu matematika dalam bisnisnya. Mulai dari pendataan dengan ilmu statistika, hingga pemasukan dan pengeluaran yang dihasilkan oleh perusahaan. Perusahaan harus mengkalkulasi dengan benar pemasukan dan pengeluaran, biaya produksi, dan lain-lain. Tanpa matematika, perusahaan akan hancur dan gulung tikar karena tidak ada pembukuan yang baik.
- Seorang programmer dan ahli-ahli computer lainnya juga menggunakan matematika sebagai dasarnya, misalnya algoritma, bahasa pemrograman C++, dan lain sebagainya. Dalam pemrograman dibutuhkan logika yang sangat tinggi juga dalam menentukan perintah-perintah dan rumus-rumus dalam membuat dan menjalankan sebuah program. Bahkan seorang hacker, crackerpun harus memiliki logika yang sangat tinggi dalam menjalani kebiasaan mereka yang cenderung buruk dan merusak.
Terkait dengan rasa apriori berlebihan terhadap matematika ditemukan beberapa penyebab fobia matematika di antaranya adalah yang mencakup penekanan belebihan pada penghafalan semata, penekanan pada kecepatan atau berhitung, pengajaran otoriter, kurangnya variasi dalam proses belajar-mengajar matematika, dan penekanan berlebihan pada prestasi individu. Oleh sebab itu, untuk mengatasi hal ini, peran guru sangat penting. Karena begitu pentingnya peran guru dalam mengatasi fobia matematika, maka pengajaran matematika pun harus diubah. Jika sebelumnya, pengajaran matematika terfokus pada hitungan aritmatika saja, maka saat ini, guru-guru harus meningkatkan kemampuan siswa dalam bernalar dengan menggunakan logika matematis.
Sekedar diketahui bahwa matematika bukan hanya sekadar aktivitas penjumlahan, pengurangan, pembagian, dan perkalian karena bermatematika di zaman sekarang harus aplikatif dan sesuai dengan kebutuhan hidup modern. Karena itu, materi matematika bukan lagi sekadar aritmatika tetapi beragam jenis topik dan persoalan yang akrab dengan kehidupan sehari-hari.
Sumber : Sumber : http://erlyrianda.blogspot.co.id/ dan http://dalamkisahlainnya25.blogspot.co.id/2012/11/peran-matematika-dalam-kehidupan-sehari.html
Komentar berhasil disembunyikan.