Di Indonesia, Hari Pos Telekomunikasi Telegraf diperingati pada tanggal 27 September. Peringatan ini merupakan momen untuk mengenang peristiwa diambilalihnya jawatan Perusahaan Telepon dan Telegraf (PTT) dari kekuasaan Jepang.[1]
Mengapa Hari Pos Telekomunikasi Telegraf itu ada?
Peringatan Hari Pos Telekomunikasi Telegraf juga disebut sebagai Hari Bhakti Pos dan Telekomunikasi.
Melansir laman Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), usaha pemindahan kekuasaan itu dilakukan oleh Angkatan Muda Perusahaan Telepon dan Telegraf (AMPTT) pada 1945. Mereka mengadakan pertemuan untuk merealisasikan pemindahan kekuasaan Jepang akan PTT ke tangan Indonesia.[2]
Dalam pertemuan tersebut disepakati bahwa Kantor Pusat PTT harus sudah dikuasai paling lambat akhir bulan September. Para pemuda pun berusaha mendekati Jepang supaya menyerahkan kekuasaan di Kantor PTT.
Sampai pada tanggal 23 September 1945, anggota AMPTT Mas Soeharto dan R. Dijar menuntut pihak Jepang supaya menyerahkan kekuasaan PTT secara damai. Akan tetapi pihak Jepang tidak mau menyerahkannya sehingga ditempuh jalan kekerasan dengan bantuan rakyat.
Keesokan harinya pada 24 September 1945, Mas Soeharto dan R Dijar tanpa menunggu instruksi dari Jakarta mendesak pimpinan PTT Jepang, Tuan Osada untuk menyerahkan Jawatan PTT secara terhormat kepada Bangsa Indonesia. Namun, usaha mereka gagal.
Tanggal 27 September 1945, AMPTT kembali mengadakan perundingan dengan Jepang di Kantor Pusat PTT, namun hasilnya gagal juga. Sehingga AMPTT sekali lagi memutuskan untuk merebut kekuasaan dengan kekerasan dari tangan Jepang namun dengan persiapan dan taktik yang lebih matang.
Ketika pertemuan itu berlangsung, AMPTT belum memiliki pengurus. Namun, pertemuan tersebut tetap dihadiri oleh banyak pemuda, antara lain:
- Soetoko;
- Slamet Soemari;
- Joesoef;
- Agoes Salman;
- Nawawi Alif, serta pemuda lainnya.
Pimpinan PTT Jepang pun tidak bisa berbuat apa-apa ketika sudah dikepung oleh rakyat Indonesia sehingga mereka secara sukarela menyerahkan senjatanya. Setelah itu, diangkatlah Mas Soeharto dan R Dijar masing-masing sebagai Ketua dan Wakil Kepala jawatan PTT seluruh Indonesia.[3]
Tujuan Hari Pos Telekomunikasi Telegraf
Hari Pos Telekomunikasi Telegraf diperingati dengan berbagai tujuan, antara lain:
1.Mengakui Kontribusi: Menghargai peran penting layanan pos dan telekomunikasi dalam menghubungkan masyarakat di seluruh nusantara.
2. Mendorong Inovasi: Mendorong pengembangan teknologi dan inovasi dalam layanan pos dan telekomunikasi, agar dapat melayani masyarakat dengan lebih baik.
3. Kesadaran Publik: Meningkatkan kesadaran tentang pentingnya sistem komunikasi yang andal untuk kemajuan sosial, ekonomi, dan pembangunan nasional.
4. Menghormati Sejarah: Mengingat tonggak sejarah perjuangan bangsa dalam menguasai dan mengembangkan layanan pos dan telekomunikasi.
5. Memperkuat Konektivitas: Menekankan peran konektivitas dalam mempersatukan bangsa, terutama di wilayah terpencil dan kurang terjangkau.[4]
Melalui peringatan Hari Bhakti Postel, biasanya pemerintah dan berbagai pemangku kepentingan mengadakan program pendidikan, kampanye kesadaran, serta berbagai inisiatif untuk memperkuat layanan komunikasi di Indonesia.
Momen ini tidak hanya menjadi peringatan sejarah, tetapi juga menjadi dorongan untuk terus memajukan infrastruktur telekomunikasi yang andal dan merata.
DAFTAR PUSTAKA:
- ^ Nadianti, 2024, Sejarah Hari Bhakti Pos dan Telekomunikasi, rri.co.id, https://rri.co.id/cek-fakta/1005218/sejarah-hari-bhakti-pos-dan-telekomunikasi
- ^ Nirmala Eka Maharani, 2021, Sejarah Hari Bhakti Postel: Alasan Diperingati Tanggal 27 September, tirto.id, https://tirto.id/sejarah-hari-bhakti-postel-alasan-diperingati-tanggal-27-september-gjRF
- ^ Berita Terkini, 2022, Sejarah Singkat Hari PTT dan Tanggal Diperingatinya, kumparan.com, https://kumparan.com/berita-terkini/sejarah-singkat-hari-ptt-dan-tanggal-diperingatinya-1yvvwDLZr4Y/full
- ^ Koran Sulindo, 2024, Kisah di Balik Hari Bhakti Postel, koransulindo.com, https://koransulindo.com/kisah-di-balik-hari-bhakti-postel/
Komentar berhasil disembunyikan.