Detail Materi
Kimia adalah cabang dari ilmu fisik yang mempelajari tentang susunan, struktur, sifat, dan perubahan materi. Ilmu kimia meliputi topik-topik seperti sifat-sifat atom, cara atom membentuk ikatan kimia untuk menghasilkan senyawa kimia, interaksi zat-zat melalui gaya antarmolekul yang menghasilkan sifat-sifat umum dari materi, dan interaksi antar zat melalui reaksi kimia untuk membentuk zat-zat yang berbeda.
konfigurasi elektron adalah susunan elektron-elektron pada sebuah atom, molekul, atau struktur fisik lainnya.
Terdapat maksimal dua elektron yang dapat diisi ke dalam orbital dengan urutan peningkatan energi orbital: orbital berenergi terendah diisi terlebih dahulu sebelum elektron diletakkan ke orbital berenergi lebih tinggi.
Sehingga, menurut kaidah ini, urutan pengisian orbital adalah sebagai berikut:
1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d 4p 5s 4d 5p 6s 4f 5d 6p 7s 5f 6d 7p
Jari-jari Atom
Jari-jari atom adalah jarak dari inti atom sampai lintasan elektron luarnya. Besarnya jari-jari atom ini sangat dipengaruhi oleh gaya tarik inti terhadap elektronnya. Inti atom tersusun oleh proton yang bermuatan positif, sedangkan elektron yang bermuatan negative berada di sekeliling inti.
2. Energi ionisasi
Energi Ionisasi adalah energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron dari suatu atom netral dalam keadaan gas. Besar kecilnya energi ionisasi sangat dipengaruhi oleh jarak dari inti ke elektron di kulit luar (jari-jari atom) dan muatan intinya.
Semakin jauh elektron terluar dari intinya, gaya tarik inti akan semakin lemah.
3. Keelektronegatifan
Keelektronegatifan adalah kemampuan atau kecenderungan suatu atom untuk menangkap atau menarik elektron dari atom lain.
4. Afinitas elektron
Afinitas elektron adalah energi yang menyertai proses penambahan 1 elektron pada satu atom netral dalam wujud gas, sehingga terbentuk ion bermuatan –1. Afinitas elektron juga dinyatakan dalam kJ mol–1.
Ikatan ion (atau ikatan elektrokovalen) adalah jenis ikatan kimia yang dapat terbentuk antara ion-ion logam dengan non-logam (atau ion poliatomik seperti amonium) melalui gaya tarik-menarik elektrostatik. Dengan kata lain, ikatan ion terbentuk dari gaya tarik-menarik antara dua ion yang berbeda muatan.
Reaksi redoks (reduksi-oksidasi) adalah reaksi yang melibatkan pelepasan dan penangkapan elektron atau dengan kata lain mengalami perubahan bilangan oksidasi (biloks). Oksidasi adalah reaksi pelepasan elektron (kenaikan biloks), sedangkan reduksi adalah reaksi penerimaan elektron (penurunan biloks). Jika dalam suatu reaksi terdapat suatu zat yang mengalami oksidasi dan reduksi secara bersamaan, reaksi tersebut disebut otoredoks atau reaksi disproporsionasi.
Senyawa Biner adalah senyawa yang dibentuk dari dua unsur, yang berasal dari satu unsur logam dan satu unsur nonlogam atau dari dua unsur nonlogam.
1) Tata Nama Senyawa Biner Logam dengan Nonlogam
- Logam yang mempunyai satu bilangan oksidasi (alkali, alkali tanah, dan aluminium). Penamaanya dengan menyebutkan nama logam di depan dan kemudian nama nonlogam diikuti akhiran –ida.
- Logam + Nonlogam –ida
2) Tata Nama Senyawa Biner Nonlogam dengan Nonlogam
- Atom yang cenderung bermuatan positif diletakkan didepan, sedangkan atom yang cenderung bermuatan negatif diletakkan dibelakang dengan urutan berikut ini:
B – Si – C – Sb – As – P – N – H – Te – Se – S – I – Br – CI – O – F
- Senyawa dari dua jenis unsur nonlogam diberi nama kedua unsur yang bersangkutan, diberi akhiran –ida.
- Atom nonlogam yang hanya membentuk satu senyawa dengan atom lain, maka atom yang cenderung bermuatan positif diletakkan di depan dan atom yang cenderung bermuatan negatif diletakkan di belakang dengan akhiran –ida. Nonlogam (+) + nonlogam (-) –ida
- Pasangan atom yang bersenyawa membentuk lebih dari satu jenis senyawa diberi nama dengan menyatakan jumlah atom tiap unsur dan diakhiri dengan –ida. Angka indeks dalam bahasa Yunani yaitu:
1 = Mono 3 = Tri 5 = Penta 7 = Hepta
2 = Di 4 = Tetra 6 = Heksa 8 = Okta
Jumlah atom – nonlogam + jumlah atom – nonlogam –ida
Hukum Gay Lussac
Hukum ini menjadi dasar bagi stoikiometri reaksi – reaksi gas. Yaitu yang berbunyi volume gas – gas yang bereaksi dan volume gas hasil reaksi, jika diukur dalam tekanan dan suhu yang sama maka akan berbanding lurus sebagai bilangan – bilangan bulat sederhana.
Perbandingan volume gas sesuai dengan perbandingan koefisien reaksinya.
BAB 7 STOIKIOMETRI (Hukum Gay Lussac) EDISI REVISI 2016
Hukum Gay Lussac
Hukum ini menjadi dasar bagi stoikiometri reaksi – reaksi gas. Yaitu yang berbunyi volume gas – gas yang bereaksi dan volume gas hasil reaksi, jika diukur dalam tekanan dan suhu yang sama maka akan berbanding lurus sebagai bilangan – bilangan bulat sederhana.
Perbandingan volume gas sesuai dengan perbandingan koefisien reaksinya.